Sunday, October 23, 2016

Penantian

Malam ke 365 hari lebih
Gundah aku dikeramaian sekelilingku
Aku teringat tentangnya
Entah bahagia atau derita

Alam sadarku, alam mimpiku
Semua milikmu, andai kau tau
Aku tak ada nyali lagi utk sebuah pertanyaan

Sesaat aku terlelap akanmu
Sesaat aku terbaring akan bebanku
Sesaat aku terbangun akannya
Tersadar sudah tak ada matahari

Masih gundah rasanya
Ketenangan menjauhiku, sangat jauh
Jantungku berdebar tak lazim
Posisi tergantikan

Aku penikmat kenangan
Aku yg selalu mencintai
Bolehkah aku pergi dari kenyataan ini?
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu, aku tak kuasa diikuti

Kamu terasa dekat, tapi juga jauh
Raga dan hatiku iri akan sebuah status
Penantian tak berujung
Berharap lebih dr pikiran positifku

Kembali tergores karena menunggu
Harafiahnya logika kami tak punya perbedaan
Penampilanku yg mengucilkan
Sebuah rasa yg sama dulu mulai tumbuh

Tuhan,
Punya hak kah aku dipilihnya sekali lagi?
Bolehkah aku bahagia diduniamu Tuhan?
Aku ingin tersenyum
Tariklah aku dr ruang kosong ini

Penantian
Pikiran menggodaku
Siksaan bertubi-tubi dgn menghujam batinku
Malam, kegelapan yg tertunda
Diujung kesedihan tak berujung


Jakarta, 23 oktober 2016
Pukul 10.31 PM

No comments:

Post a Comment